Selasa, 08 Mei 2012

;; Karena Rasa Ini Tidaklah Halal ;;


Malam itu setelah sholat isya aku makan bersama sepupuku kemudian ku lanjutkan dengan mengerjakan beberapa tugas dari kampus yang belum sempat aku selesaikan. Lumayan menguras otak dan tenaga dengan tumpukan Askep yang harus ditulis tangan. Beberapa jam kemudian semua berhasil aku selesaikan.


Tanganku terasa pegal dan punggungku sakit. Aku butuh istirahat. Ku rebahkan tubuhku ke tempat tidur. Meluruskan sendi-sendi agar bisa berelaksasi. Tak lama kemudian hanpone ku berdering menandakan ada pesan masuk. Ku lihat layar handpone dari kontak yang sangat ku kenal. Ku buka sms dan lansung ku baca. Isi pesannya sebuah pertanyaan. “Ayuu, jika kita mencintai seseorang melebihi segalanya sedangkan statusnya belum menikah, apakah itu sebuah dosa ?”. Aku terdiam sejenak. Kenapa pertanyaan ini harus ditujukan padaku. Bukankah masih ada yang lebih paham mengenai hal ini. Lalu ku balas dengan singkat “memangnya kenapa ?”. ku kirim dengan seribu tanda Tanya yang memenuhi otakku. Apa yah maksud pertayaan itu, kenapa harus aku..? gumamku dalam hati.

Selang beberapa detik kemudian dia pun membalasnya lagi, “Aku hanya ingin tau”. Kata-katanya membuat otakku berfikir dengan cepat. Ku ketik sebuah balasan. “cinta itu fitrah, dan rasa sayang juga fitra yang ada pada setiap insan. Tapi bagaimana kita mengelolahnya agar tidak membuat perasaan itu berujung dosa. Rasa cinta kepada seseorang yang bukan muhrim secara berlebihan akan membuat kita dekat dengan dosa. Seimbangkanlah cintamu. Jika engkau mencintai Allah maka kamu akan memiliki segalanya”. Balasanku cukup panjang dan seperti orang berceramah. Aku tak bermaksud menggurui tapi aku hanya ingin mengingatkan.

Ku putuskan untuk tidak meneruskan percakapan melalui pesan singkat itu, kerena aku takut bisa merusak hati. Walaupun sebenarnya hati ini ingin saling menyapa, dan hati ini pun ingin mengatakan sesuatu, tapi biarlah rasa ini ku simpan dalam hati dan hanya Allah yang tau. Ku simpan handponeku di samping batal, pikiranku melayang entah kemana sampai tak sadar akhirnya aku terlelap.
*****
Tepat pukul 02.00 alarm berbunyi dengan lantunan adzan. Mata ini rasanya susah sekali berkompromi tapi karena aku teringat sebuah kata, Saat kita tidur setan membuat tiga simpul, jika kita bangun maka terlepaslah simpul yang pertama, jika kita berwudhu terlepas sampul yang kedua, dan jika kita sholat maka semua sampul akan terlepas. Aku segera bangun mengerjakan kiyamul lail. Saat malam sunyi, saat Allah turun ke langit dunia

Seperti fiman Allah SWT di dalam Al-Qur’an : “ Pada malam hari, hendaklah engkau shalat Tahajud sebagai tambahan bagi engkau. Mudah-mudahan Tuhan mengangkat engkau ketempat yang terpuji.” (QS : Al-Isro’ : 79) 

Seperti biasa, disaat seperti inilah aku sering curhat kepada Raabku. Tentang semua yang aku alami dalam keseharianuku. Ku adukan segala rasa rindu yang mencekam hati ini.
Ya Allah, ampuni aku dengan rasa yang tidak seharusnya hadir. Hilangkanlah rasa ini Ya RAbb, ganti dengan rasa sayang kepada-Mu.
Air mataku bercucuran, merupakan suatu nikmat tersendiri saat aku mencurahkan isi hatiku dalam do’a. Ar-Rahman Ar-Rahim, selalu setia menemani dan mendengarku. 
***** 
Selesai bermunajat aku kembali ke tempat tidur. Tapi mata ini sangat sulit untuk terpejam. Ku ambil handpone putihku, Ternyata ada sebuah pesan singkat darinya. Isinya sangat singkat "Aku mencintaimu karena Allah". BErgetar hati ini membaca kata itu. kurasakan hangatnya air mata mengalir dipipiku. kata yang selama ini aku tunggu, kata yang tak pernah diucapkan orang lain kepadaku. Kata itu seakan merobek dinding pertahan yang ku bangun. hatiku terasa begitu rapuh, sangat rapuh tapi aku teringat lagi dengan prinsipku dan kucoba kuatkan hatiku.

Ahhh Lagi-Lagi aku haruuss perang batin. Disatu sisi tak bisa aku pungkiri bahwa ada sesuatu terpendam dihati ini yang ingin segera aku ungkapkan tapi disisi lain ada yang selalu menghalangiku yaitu ketakutanku memikirkan TUhanku. Akan hukum-hukum yang akan aku peroleh. Akan aturan-aturan dalam agama yang harus ku taati. Dan ketakutan itu mengalahkan segalanya. Lebih tepatnya ketakutanku kepada tuhanku melebihi Kegelisahanku memikirkan perasaan ini.
Yaaaa.....karna perasaan ini belum saatnya dan Allah menyediakan waktu untuk semua itu, Entah kapan waktu itu akan datang menghampiriku. Semua itu rahasia Allah dan akan indah pada waktunya..

Aku memang tersentuh dengan kata itu tapi sama sekali tidak sejalan dengan pikiranku saat ini. Hal itu Membuat otakku mengeluarkan seribu pertanyaan. Bukankah jika kau mencintaiku karena Allah kau akan menjaga imanmu dan imanku. Bukankah jika kau mencintaiku karena Allah kau akan berusaha menjauhiku agar kita bisa menjaga izza dan iffa. Bukankah cinta karena Allah itu akan memilih untuk tetap diam dan menyerahkan rasa itu kepada Allah. Bagaimana dengan hijab kita. Ungkapanmu membuat bunga ditaman hatiku layu. Karena belum saatnya ia mekar. Sungguh Prinsip hidupku tak bisa aku langgar. "Aku tak akan mengenal kata pacaran lagi dalam kamus hidupku" karena tak ada satupun kegiatan dalam pacaran yg sesuai dengan syariat islam. Biarlah aku sendiri bersama Allah, sampai orang yang Dia pilihkan untukku datangaku menjemputku.

Yaa, dia adalah jodohku nanti. pilihan Allah yang telah tertulis di Lauhul Mahfudz untuk diriku. Aku tak boleh rapuh hanya kearena kata itu. . . karena belum tentu namamu yg ada di Laihul mahfuz sana. Aku harus tetap sabar sampai waktu yang ditentukan Allah itu tiba.

Aku tidak ingin kembali lagi, aku tidak ingin terperangkap lagi dalam ikatan itu. Ikatan yang disebut pacaran. Itu haram, itu haram. Aku takut mendekati zina. Ucapku lirih sambil terseduh-seduh.
Bibirku terus mengucap asmanya. Ku reguk kekuatan demi kekuatan disetiap asma yang terucap. Hmmm Memang sangat sulit betahan dalam sebuah prinsip, tapi ingatlah janji Allah saat hati mulai rapuh. Janji Allah tak pernah diingkari. Sekarang kekasihku adalah Rabbku. Aku tidak akan pacaran lagi kecuali pacaran yang halal setelah aku menikah. Maafkan aku. This is my road.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme