Rabu, 09 Mei 2012

Ku ingin melihat mereka tersenyum



Hari minggu adalah hari istrahat bagiku. Entah itu adalah hari mecuci sedunia. Hari tidur sampai puas, atau hari untuk jalan-jalan.


Minggu yang indah. Saat ku buka pintu matahari tersenyum dengan cerah. Kebetulan hari libur. Aku ngapain yah..? Awalnya aku berniat untuk refresing atau sekedar jalan-jalan ke Mal. Tapi kemudian aku berfikir, hmmm apa yang akan aku dapatkan ? bukankah masih banyak hal bermanfaat yang bisa aku kerjakan. Dan aku putuskan untuk menyelesaikan tumpukan cucianku yang sudah menunggu untuk aku bersihkan.


Selesai mencuci aku istirahat dengan membaca beberapa halaman buku. Lumayanlah untuk menambah pengetahuan. Tak sadar sampai aku tertidur dengan buku di genggamanku. Tak lama kemuadian aku terbangun Dengan indahnya suara adzan yang dilantunkan muadzin dari mesjid dekat  kontrakanku. Aku besegerah bagun menyambut panggilan itu untuk menghadap Rabb-ku. Memadu cinta dengan-Nya. Rasanya tak ada sedikitpun beban saat bersama-Nya


Siang-siang gini sunyi juga kalau sendiri. Jadi teringat rumah. Dengan suasana serbah gaduh. Dengan teriakan-teriakan adikku. Aku menjadi sangat rindu dengan suasana seperti itu.
Ku pandangi seisi ruangan kamarku. Tiba-tiba Mataku tertujuh pada sebuah foto. Foto ku bersama keluarga saat idul fitri 1432 H. Melihat wajah mereka, senyum mereka. Ahhhh tentu saja membuat mata ku menjadi perih. Kerinduan didalam hati yang mengebu-gebu. Seakan ingin ku hadikan mereka di tengah kesendiarianku ini.


Dengan segera  aku tepis rasa rindu itu, dan berkata dalam hati “Ayu harus mandiri, Ayu harus sabar menahan rasa rindu demi menggapai cita-cita”. Satu tekad yang  membuatku bertahan hidup sendiri ditengah kerasnya dunia. Menguras otak, tenaga, dan air mata. Kadang putus asa menyergap tapi saat senyum mereka terbayang dipelupuk mataku, aku seakan punya kekuatan super. Apalagi jika nasihat-nasihat mereka terngiang ditelingaku, rasanya aku ingin terus dan terus berjuang menggapai mimpi. Mewujudkan harapan mereka. Tak sedikitpun terbesit dalam hatiku untuk mengecewakan mereka. Bahkan aku sangat-sangat takut jika amanah mereka aku langgar.


Permintaan mama dan papa sederhana saja. Kuliah yang benar, jangan lupa sholat, jaga diri dan jaga kesehatan. Tapi terkadang diri ini sering lalai. Apalagi jika tugas kuliah menumpuk, rasanya kaki ini sulit melangkah menuju kampus. Butuh kekuatan untuk memaksakan diri jika penyakit malas itu datang. Tapi begitulah manusia. Sering dikuasai oleh hawa nafsunya sendiri. Makanya  kita harus pandai-pandai mengendalikannya agar tidak jatuh lebih jauh lagi. penyakit malas adalah hal yang paling susah untuk dihilangkan. Tapi kita juga harus ingat apa tujuan awal kita. Pasti semua orang ingin sukses bukan? Dan kunci kesuksesah adalah usaha. Contoh kecil usaha yang harus dilakukan adalah menghilangkan rasa malas yang mendarah daging didalam diri kita.


Nasihat mereka. Sungguh seperti guru yang memotivasiku untuk melawan rasa malasku. Memaksaku untuk terus berbuat yang terbaik. Sebisaku, semampuku. Karna ku ingin terus melihat senyum indah itu. Senyum indah yang penuh ketulusan kasih sayang. Akan do’a yang terus mereka titipkan kepada Allah, akan harapan-harapan yang membuat mereka terus berjuang untuk kebahagianku, akan tetesan-tetesan keringat yang terus jatuh demi keberhasilanku. Sungguh aku akan merasa seperti anak yang tidak tau terimah kasih jika aku hanya menyia-nyiakan usaha dan kerja keras mereka.



Tidak, aku tidak boleh malas. Aku tidak boleh cengeng. Aku harus lebih giat lagi. Karna aku ingin senyum mereka tetap berseri seindah mentari. Melihatku menjadi anak yang patuh dan berbakti kepada orang tua.




Mama, papa, harapan kalian terlalu indah untuk aku hancurkan. senyum kalian terlalu berharga untuk aku pudarkan. Tetaplah tersenyum karena senyum kalian adalah cahaya yang menerangi kegelapan dalam setiap langkah kakiku. Doa kalian adalah pelita dalam hidupku. Semuanya terlalu berharga sehingga diri ini takut untuk menghancurkannya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme