Rasa itu sudah akrab sekali denganku, rasa yang sampai
saat ini ingin ku hilangkan. Rasa
yang sama sekali tidak wajar dan belum saatnya untuk hadir. Mungkin jika
dipikir tidak semudah membalikkan telapak tangan untuk menghapus rasa ini. Tak
dapat kita pungkiri bahwa, jika ingin melepaskan seseorang yang pernah hadir
didalam hati pasti kita akan merasakan betapa sulitnya melupakan.
Rasa
cinta memang fitrah yang ada pada setiap anak adam tapi keadaan terkadang
merubah fitrah itu menjadi fitnah. Keinginan untuk mencintai dan dicintai
membuat sebagian orang memubazirkan perasaan yang tidak halal.
Sekarang
tentu saja semuanya telah beRakhir, atau lebih tepatnya diakhiri. Sekarang aku
sedang melangkah untuk menjadi lebih baik. Dan sudah seharusnya aku menepiskan
rasa ini.
Mungkin menurutmu aku aneh karena aku membohongi diriku sendiri. Tapi keanehanku beralasan. Dan keputusanku untuk melepas juga beralasan. Seandainya aku orang yang tidak tau hukum agama maka aku tidak akan meninggalkanmu. Tapi aku tau satu hal
“Janganlah
seorang laki-laki berkholwat (berduaan) dengan seorang wanita kecuali bersama
mahromnya…”[HR Bukhori: Muslim]
“Seandainya
kepala seseorang di tusuk dengan jarum dari besi itu lebih baik dari pada
menyentuh wanita yang tidak halal baginya.” [Hadits hasan riwayat Thobroni]
Dan semua butuh proses, agar kau paham tentang semua keputusan-keputusanku yang menurutmu aneh. Kau harus melalui proses pembelajaran tentang keanehan yg kau fikirkan, maka semua pertanyaan dan dugaanmu akan terjawab dengan sendirinya.
Memang sulit untuk melupakan tak langsung tiba-tiba lupa. Otak kita bukan seperti computer yang terprogram. Jika filenya sudah didelete langsung hilang. Tapi otak kita berhubungan dengan perasaan. Maka dibutuhkan proses untuk bisa melakukan itu.
Maaf
atas sikapku yang begitu cuek. Yang bisa dibilang seperti tidak peduli dan
tidak mau tau. Mungkin kau berfikir betapa jahatnya aku ini. Tapi tahukah kau..? jauh didalam lubuk
hatiku, aku ingin beri semua peratianku terhadapmu, tapi aku selalu takut
dengan aturan yg telah Rabb-ku tetapkan. Aturan
yang sangat takut untuk aku langgar.
Saat aku bersikap seperti orang asing dihadapanmu, aku harus menahan kisi-kisi batinku yang seakan tidak bisa ku ajak kompromi lagi. Terkadang terasa amat perih sampai aku menjerit dalam diamku dan Menangis dalam bungkamku. Tapi itulah aku, aku bahkan akan menahan sakitnya irisan yang seakan menembus daging yang sangat rapuh ini, demi sebuah prinsip hidup yang ingin tetap aku pertahankan. Demi titah Tuhan'ku yang teramat aku cintai.
Ku harap kau mengerti bahwa aku ingin yang terbaik bagimu. Menjaga kemulian dan kehormatan kita. Aku tak ingin hadirku akan menyesatkan rasamu, aku tak ingin hadirku mendekatkanmu kepada dosa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar