Pernahkah kamu seperti ini? Memikirkan tentang aku? Memikirkan cerita yang yang tercipta diantara kita? Memikirkan bagaimana nantinya? Apakah kamu merasakan yang disebut “takut kehilangan?”
Aku tidak mau
menerka-nerka. Bukan tidak mau hanya saja aku memang tidak sanggup. Setiap aku
ingin membaca hatimu aku merasa seperti orang buta. Aku tak mampu melihat. Aku
merasakan hatimu terlalu dalam. Aku tidak punya indra keenam untuk mengetahui
adakah aku disana. Aku tidak sanggup untuk menyimpulkan, karena aku takut
kesimpulanku salah dan membuatku salah berharap. Kamu
terlalu jauh. Ya. Jauh sekali. Seperti tanganku yang hanya bisa menunjuk
bintang.
Aku pernah bermimpi
menulis sebuah buku. Tentang kehidupanku, tentang perasaanku, tentang mimpiku
dan mimpi kita, dan tentang kamu juga tentang kita. Buku itu ingin ku persembahkan
untuk kamu. Agar saat kamu melupakanku kamu bisa membacanya dan bisa
mengingatku lagi. Agar saat kamu ingin pergi kamu punya alasan untuk kembali
karena ada banyak mimpi yang telah kita rencanakan bersama “tidakkah kamu ingin
mewujudkannya?”. Juga agar kamu tahu bahwa aku menyayangimu dan aku ingin
menuliskan semua rasa yang tidak bisa benar-benar aku uangkapkan dihadapanmu.
Aku tidak
pernah menyesal telah memilihmu. Tidak akan pernah. Menyayangimu adalah
keajaiban untukku. Menyayangimu mengajarkan banyak hal mustahil yang sebelumnya
tidak aku percaya. Dan menyanyangimu adalah kisah berharga yang tidak bisa
benar-benar ku jelaskan dengan detail dalam setiap tulisanku.
Hanya saja
kenyataan ini menyadarkan aku untuk berhenti bermimpi tentang kamu. Kamu
terlalu sulit bahkan kadang berujung sakit untuk aku impikan.
Ketika kamu
memutuskan untuk pergi, aku masih tetap berdiri disini. Aku hanya bisa
melepasmu dengan diam, aku tak punya kekuatan untuk menahanmu. Kamu pergi
dengan tiba-tiba. Aku bahkan belum sempat memberitahu diriku untuk bersiap
kehilangan. Aku kira aku hanya mimpi, namun ini nyata. Dan aku tersadar kamu
tidak disini lagi. Hanya bayang-bayang yang aku lihat. Aku merindukanmu.
Terlalu
banyak luka, terlalu banyak kesakitan yang membuat air mataku sering jatuh
tanpa bisa aku tahan. Namun rasa ini terlalu tulus. Kamu masih penghuni yang
teramat susah aku usir dari hatiku. Bahkan ketika aku sadar kalau aku tak akan
pernah bisa menggapai sosokmu. Bagaimana tidak, ketika aku maju satu langkah
kamu akan mundur dua langkah. Jalan kita sangat sulit bukan.
Mungkin
suatu saat aku akan lelah, aku akan jenuh, aku tidak lagi mampu untuk bertahan dan
menunggu lebih lama. Namun aku yakin hatiku dan segala kenangan tentang kita
tak akan pernah berubah. Rasa ini akan tetap sama, seperti bagaimana pertama
kali aku mulai menyayangimu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar